Gue selalu merasa beruntung.
Gue beruntung karena beberapa hal.
1. Karena TUHAN selalu baik sama gue
2. Karena gue punya nyokap yang super dan kakak yang hebat
3. Karena gue punya teman-teman yang sangat berharga
Dan itu adalah keberuntungan terbesar yang tak ternilai.
Friday, February 12, 2010
ketika berita itu sampai
Hai deaaar, it's Friday!
seharusnya ini jadi awal weekend yang menyenangkan.
Sayangnya, gue baru saja dikejutkan dengan berita yang membuat gue cuma bisa diam.
Diam karena kecewa. Diam karena takut. Diam karena trauma.
Berita soal banjir.
Ya, rumah gue di bilangan ciledug, memang sangat popular dengan kerawanannya terhadap banjir.
Bahkan pada tahun 2007, sukses diubah menjadi waterboom ciledug.
Bagaimana tidak, arusnya sangat deras dan tingginya mencapai dada orang dewasa setinggi 165 cm.
Ih waaaw!!
Pada tahun 2007 gue sudah kehilangan banyak hal.
Dari semua koleksi buku gue yang nilainya jutaan dari hasil ngumpulin uang jajan, dan sebagai tanda awal ketertarikan gue soal dunia tulis menulis.
Belum lagi koleksi kosmetik, baju-baju baru gue yang kebanyakan beli di luar negeri (saat itu hidup gue makmur banget), boneka-boneka, tas, sepatu, dan tentu saja ratusan karya gue.
Padahal, baru saja puisi-puisi itu mau dibukukan. SHIT!
Nah, apa yang gue rasakan sekarang?
Ketika gue mendengar kata bajir, gue cuma bisa bertampang datar saking enggak bisa lagi mengungkapkan perasaan gue, ironis.
Trauma.
Trauma enggak bisa menggapai rumah, dan muter-muter nyari jalan pulang naik ojek dari jam 4 sore sampai setengah 7 malam, dan akhirnya nginep rumah agnes.
Sedih, ngeliat barang-barang yang gue sayang-sayang jadi sampah.
Sakit, ketika hidup gue banyak sekali masalahnya.
Apalagi, waktu 2007, gue mau ujian nasional SMP, buku modul gue, persiapan UN gue, kandas semua.
Syukurnya, gue masih bisa lulus dengan hasil yang sangat memuaskan untuk ukuran keadaan seperti itu.
Sekarang, Februari 2010, gue juga akan meghadapi Ujian Nasional, apakah gue harus jatuh lagi?
Gue benar-benar cemas.
Takut,
Trauma.
Kecewa.
Tuhan, setidaknya, sembuhkan dulu traumaku, baru hempaskan cobaan lagi.
Jangan seperti ini. Ini sangat berat. Hmm
seharusnya ini jadi awal weekend yang menyenangkan.
Sayangnya, gue baru saja dikejutkan dengan berita yang membuat gue cuma bisa diam.
Diam karena kecewa. Diam karena takut. Diam karena trauma.
Berita soal banjir.
Ya, rumah gue di bilangan ciledug, memang sangat popular dengan kerawanannya terhadap banjir.
Bahkan pada tahun 2007, sukses diubah menjadi waterboom ciledug.
Bagaimana tidak, arusnya sangat deras dan tingginya mencapai dada orang dewasa setinggi 165 cm.
Ih waaaw!!
Pada tahun 2007 gue sudah kehilangan banyak hal.
Dari semua koleksi buku gue yang nilainya jutaan dari hasil ngumpulin uang jajan, dan sebagai tanda awal ketertarikan gue soal dunia tulis menulis.
Belum lagi koleksi kosmetik, baju-baju baru gue yang kebanyakan beli di luar negeri (saat itu hidup gue makmur banget), boneka-boneka, tas, sepatu, dan tentu saja ratusan karya gue.
Padahal, baru saja puisi-puisi itu mau dibukukan. SHIT!
Nah, apa yang gue rasakan sekarang?
Ketika gue mendengar kata bajir, gue cuma bisa bertampang datar saking enggak bisa lagi mengungkapkan perasaan gue, ironis.
Trauma.
Trauma enggak bisa menggapai rumah, dan muter-muter nyari jalan pulang naik ojek dari jam 4 sore sampai setengah 7 malam, dan akhirnya nginep rumah agnes.
Sedih, ngeliat barang-barang yang gue sayang-sayang jadi sampah.
Sakit, ketika hidup gue banyak sekali masalahnya.
Apalagi, waktu 2007, gue mau ujian nasional SMP, buku modul gue, persiapan UN gue, kandas semua.
Syukurnya, gue masih bisa lulus dengan hasil yang sangat memuaskan untuk ukuran keadaan seperti itu.
Sekarang, Februari 2010, gue juga akan meghadapi Ujian Nasional, apakah gue harus jatuh lagi?
Gue benar-benar cemas.
Takut,
Trauma.
Kecewa.
Tuhan, setidaknya, sembuhkan dulu traumaku, baru hempaskan cobaan lagi.
Jangan seperti ini. Ini sangat berat. Hmm
Thursday, February 11, 2010
too much culinary will kill you ;p
Wisata kuliner Jakarta Pusat, resto ini ada di bilangan Kebon Sirih, named Penang Bistro. masih satu rumpun sama resto Seribu Rasa. modelnya pun sama, lantai dasar untuk tempat parkir dan tempat makan ada diatasnya.

Setelah selesai makan dan nyobain semua hidangan yang tersedia, editor menjatuhkan makanan fave pada... roti canai, mie goreng malay & kepiting soka/baby crabs (sayang si baby crabs ga sempet difotoin).

Sedangkan untuk minumannya relatif enak semua. jus kopyor duren enak, tapi tetap belum bisa ngalahin jus duren yang di resto ini *deadly ngecess bayanginnya*

Perkembangan Bayi bulan 6-7

Bagaimana aku tumbuh:
- Aku dapat berbalik dan berputar ke segala arah.
- Aku terkadang dapat duduk selama beberapa menit.
- Aku dapat merangkak maju dan mundur diatas lantai menggunakan perutku.
- Aku dapat memegang benda dengan satu tangan dan memindahkannya ke tanganku yang lain.
- Aku dapat memegang satu balok, kemudian meraih balok kedua, dan lalu mencari yang ketiga.
- Aku dapat menangkap benda yang jatuh.
Bagaimana aku berbicara:
- Aku masih sering berceloteh, namun aku sudah lebih bisa mengontrol suara yang keluar dari bibirku.
- Aku mulai bisa mengerti beberapa kata berdasarkan intonasi suaramu ketika mengucapkannya.
Bagaimana aku berespon:
- Aku senang mengambil benda, mengocoknya, dan mendengarkan suara yang ditimbulkan ketika aku menjatuhkannya.
- Aku mau bermain dengan orang yang aku kenal.
- Aku merasa terganggu bila dikelilingi oleh manusia dewasa yang asing, namun aku senang bertemu anak-anak walaupun aku tidak mengenalnya.
- Aku mendengkur, bersenandung, atau bahkan kadang berhenti menangis ketika aku mendengar musik.
- Aku selalu sibuk sepanjang waktu melakukan berbagai hal.
Bagaimana aku mengerti:
- Aku tahu bahwa aku harus menggunakan tanganku bila ingin mengambil sesuatu.
- Aku menatap dan mempelajari sesuatu selama kurun waktu yang cukup panjang.
- Aku membolak-balikkan barang untuk mendapatkan sudut pandang lain tentang barang tersebut.
- Aku menoleh ketika namaku disebut.
- Aku mungkin saja mempunyai mainan atau selimut kesayangan.
Bagaimana perasaanku:
- Aku belum belajar mengontrol perasaanku sendiri.
- Aku kesal dan meraung-raung bila tidak mendapatkan apa yang aku inginkan.
- Aku terkekeh-kekeh, mendengkur, atau memekik senang bila hatiku sedang gembira.
- Aku mulai memilih makanan mana yang kusuka dan mana yang tidak.
Bagaimana kau dapat membantuku belajar:
- Mengajakku bertemu bayi-bayi yang lain.
- Meniupkanku gelembung sabun di hari yang cerah.
- Memberikanku benda2 yang dapat kumainkan dan mengeluarkan suara. aku menyukai remasan kantong kertas atau balok-balok yang dapat kupukul-pukul.
- Apungkan mainan di dalam bak mandiku sehingga aku bisa bermain dengannya. Aku juga senang benda yang dapat kugunakan untuk bermain air.
- Bacakan dongeng dan nyanyikan nina-bobo untukku.
The Fashion Hooligan
I must said I'm shocked. So shocked. This wasn't supossed to happened, was it? I mean... why? The anathomy of suicide is for me, still today, an unexplored path that makes me think about life... I though about it so much long time ago, when one of my best friends did something horrible that nobody understanded in that time...
I think is feeling alone. You think you're alone, in a tunnel, and you can't see the end of it. No matters what people around you say... you can't see the light...
The first time I cared about Alexander McQueen's work was in 1999. I saw this at a Vogue issue, and I was fascinated.



I think is feeling alone. You think you're alone, in a tunnel, and you can't see the end of it. No matters what people around you say... you can't see the light...
The first time I cared about Alexander McQueen's work was in 1999. I saw this at a Vogue issue, and I was fascinated.
Yes, 1999 . I'm not of those fucking McQueen's fans that simply loved him because Lady Gaga or something like that. He was a genious, and I reconigzed that when I saw this, eleven years ago. Since that time, he created lots of gorgeous things that I want to show you...
Spring/Summer 2000
I remind myself going mad with his Fall/Winter 2001 collection. THIS was the point when I started to love him.

Spring/Summer 2005

Spring/Summer 2007... dark victorian for the good weather.

Fall/Winter 2009, with the plastic-doll mouth idea...
And of course, one of my favourite collections... Fall/Winter 2005 for men:
I could be all night posting pictures about his art (yes, because this was art); but I'm not doing it. A genious has died today, and maybe sounds dramatic, but I cannot help looking at these pictures and moarn, just for a second, but feel my eyes wet.
Please, don't remember him only for Gaga or for the gorgeous shoes of his last collection. Dn't cry for him only for feeling cool and inside the "fashion carousel". Remember him as an artist, a genious, a creator of dreams. Remember him as...
The fashion hooligan.
Subscribe to:
Posts (Atom)