Tuesday, September 28, 2010

DISMA

Aku enggak pernah paham, mengapa hidup menjadi seorang aku begitu sulit. Semakin dewasa, semakin memberat beban pikiranku, jua aku makin kian tak berdaya. Sulit. Semuanya serba sulit. Adakah makna yang harus kuserap nantinya? Mimpi semakin menyekik.
Kadang aku ingin menangis, saat aku bekerja, saat aku belajar, saat aku berpergian, bahkan saat aku tertidur akupun ingin menangis. Beraaat! Dan aku yang masih terlalu muda, masih seumur jagung mereka bilang, sudah harus menanggungnya sendiri. Malang? Apakah iya? Aku kah gadis malang yang sering terdengar dalam dongeng-dongeng? Mungkin. Hanya hembusan nafas jawabku.
Sedikit lagi, semangatku akan patah, namun disaat ini juga aku bernafsu besar merebut mimpi-mimpiku. Sakit Tuhan, sedikit saja aku tersenggol air mata kan menyapa dunia. Sakit Tuhan, hamba-Mu ini masih lugu menerpa nasib yang keras Tuhan. Tuhaaaan. Oh Tuhaaan. Aku gadis malangkah Tuhan? Tuhan beriku jawaban, Tuhaaan.
Baiklah, mulai saat ini panggil aku Disma, menyesuaikan nasibku, gaDis Malang. Ya ya ya. Bermanis-manislah kau namaku. Aku memang gadis yang malang.

No comments:

Post a Comment